Kamis, 19 Februari 2015

Akulah Pengagummu.. (part1)


Bandung, 21 januari 2013

Hai.. apa kabar? Kulihat hari ini kau begitu sangat senang.. aku turut berbahagia jika kau bahagia.. aku penasaran ingin sekali melihat ekspresimu saat menerima surat ini. Apa kau kaget karena ada seseorang yang berani dan lancang mengirimkan surat yang tidak begitu penting ini padamu? Atau kau sudah terbiasa dengan surat misterius seperti ini? Karena aku tau, diluar sana banyak sekali gadis gadis yang sangat mengagumimu..
Hmm.. aku bingung ingin menuliskan apa dalam surat ini, karena aku ingin sekali bercerita banyak padamu. Sebaiknya aku memperkenalkan diri terlebih dahulu. kau bisa memanggilku si bodoh karena memang itulah aku. Anggap saja aku wanita gila, yang sedang menikmati mimpinya..
Si bodoh yang berusaha untuk mencapai langit, padahal dia tidak memiliki sayap.. si bodoh yang setiap harinya hanya berenang dalam imajinasinya saja, padahal ia tahu bahwa sesuatu yang ingin ia dapatkan itu tak mungkin ia miliki.. Si bodoh yang berani bermimpi bersanding dengan seorang bintang sepertimu, sementara aku bukan siapa-siapa bagimu. Si bodoh yang berkhayal bisa mendapatkan bintang sementara dia hanya sebuah batu yang tidak memiliki sinar. Mungkin kurang lebih seperti itulah aku.
Sudah lama aku selalu memperhatikanmu. Jauh lebih lama dari yang bisa kau bayangkan. Mungkin kau tidak akan menyadari kehadiranku. Aku seperti dekat denganmu, tapi aku begitu jauh darimu. Kadang aku begitu iri melihat teman temanmu yang bisa begitu akrab bercengkrama denganmu, mendengarkan setiap keluh kesahmu mengenai kehidupan yang kadang tidak begitu berpihak padamu, bercanda denganmu, atau melihat tawamu saat bahagia menghampirimu. Aku ingin sekali mengenalmu dari obrolan sederhana yang biasa kau lakukan dengan teman wanitamu, bukan mengulik informasi dari orang lain, atau dari hasil memata-mataimu seperti ini. Sebenarnya aku tak keberatan untuk memata-mataimu terus seperti ini. Tapi ada hal yang membuatku sedih dan memaksaku untuk mencari tau kebenarannya. Kudengar kau akan pidah dari kota ini, dan yang lebih mengejutkannya lagi, kau akan segera menikah dengan teman wanitamu yang selama ini kau kencani. pertama kudengar berita itu aku sangat kaget bagai tersambar petir. Tubuhku memaku, dan air mata mulai berjatuhan.
Oia, aku ingin sedikit bercerita padamu, aku ingin membuat beberapa pengakuan yang mungkin tidak kau ketahui selama ini.
02 juli 2007
Saat itu kita masih duduk di bangku SMA. Aku masih sangat ingat waktu itu kita sangat terlihat begitu lugu, tidak seperti sekarang ini. Tapi walaupun seperti itu, kau masih terlihat paling bersinar dimataku. Saat itu aku baru menginjakan kakiku di sekolah itu, dan ternyata kaulah yang menjadi seniorku. Aku dan semua siswa baru di sekolah itu sering di kerjai, diolok-olok, bahkan menjadi bahan tertawaan semua senior. Tapi kau sering membelaku di depan teman-temanmu. Aku tau kau memang memiliki hati yang baik. Sejak saat itu aku mulai mengagumimu.
14 februari 2008
Aku mulai penasaran dengan keseharianmu, aku mulai mencari tau identitas dan latar belakangmu. Ternyata kau sangat terkenal di kalangan siswa siswi di sekolah ini, karena aku begitu mudah mendapatkan berbagai informasi mengenai dirimu. aku dengar kau mempunyai seorang kekasih seusiamu. Saat hari valentine itu aku menyaksikan sendiri dari jauh, kau memberikan bunga dan coklat padanya. Aku tersenyum melihat kau bahagia, tapi ada yang salah dengan hatiku. Kenapa hati ini seperti sakit melihat kejadian itu. Aku mulai tak memahami perasaan ini.
17 agustus 2008
Karena keaktivanmu di ekstrakulikuler, kau menjadi ketua osis. Kau sangat sibuk menyiapkan acara 17 agustusan di sekolah. Kau sering mondar-mandir kesana sini. Aku mulai khawatir dengan kesehatanmu karena sepertinya kau kurang istirahat dan terlihat sangat kelelahan. Kau memarahi beberapa temanmu yang kerjanya kurang baik. Kau duduk di kursi kelas dengan wajah yang begitu lesu. Kau memanggil salah satu temanmu untuk mengambilkan air minum, tapi kulihat dia mengabaikan permintaanmu karena diapun begitu sibuk dengan urusannya. Kau mulai mengantuk dan menenggelamkan wajahmu di meja. Aku menghampiri kamu yang sedang terlelap tidur, dan meninggalkan air minum di mejamu itu. Kau bangun dan mengira itu adalah pemberian dari temanmu, dan meminumnya sampai habis. Aku cukup senang melihatnya.
Itu hanya sedikit penggalan cerita mengenai kebodohanku selama ini, kuharap kau tak marah karena aku selalu memperhatikanmu seperti penguntit.. masih banyak yang ingin aku tulis tapi sepertinya kenangan itu hanya berarti bagiku, dan tidak bagimu.. jadi lebih baik aku simpan saja semuanya di dalam memori ingatanku..
Oia, dalam surat ini akupun ingin mengucapkan selamat untuk pernikahanmu dengan gadis pilihanmu itu.. kulihat dia baik, cantik dan sepertinya memang sangat cocok bersanding denganmu. Dia juga teman baikmu di SMA. Walaupun aku tidak terlalu mengenalnya, aku yakin kau memilih yang terbaik untuk hidupmu. Aku akan datang ke pernikahanmu. Jika kau penasaran dengan "si bodoh" ini, sebagai informasi aku akan mengenakan gaun warna pink dengan tas silver, sepatu silver dan rambut yang di urai. Aku harap kau tidak risih dengan kehadiranku, aku janji, hari pernikahanmu adalah hari terakhirku menampakkan diri di depanmu, selanjutnya aku akan pergi jauh dan berusaha melupakanmu, walaupun sepertinya sangat sulit dan membutuhkan waktu yang lama, aku harus berusaha, akupun ingin sepertimu, bisa menata hidup dengan seseorang yang rela berjuang bersama. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar